Halo teman-teman, kali ini saya akan ngeshare cerpen buatan temen saya. Dia tu jago banget buat cerita gitu, tapi dia malu kalo ceritanya itu dibaca orang lain.Dan untuk ini saya mencoba merayu dia agar cerpennya di post diblog saya alasannya buat ngisi-ngisi blog aja sih hehe.., akhirnya dia mau deh :D oke deh cekidot, silakan dibaca :)
TAK TERDUGA
Seorang pria tengah berdiri di depan
jalur Kereta jurusan Yokohama-Tottori. Dia hanya berdiri dengan tatapan kosong,
bahkan hilir mudik orang tak dihiraukannya. Berdiri tanpa tujuan yang jelas.
“Maafkan
aku akan apa yang telah aku lakukan. Aku salah...kepiluan,kenelangsaan,membuat
pikiranku karam, campur aduk dalam benakku. Aku tidak berpikiran jernih dan
keluarlah kata kasar dari mulut ini.” Kata dalam benak pria itu.
Di tempat yang berbeda seorang gadis
dengan asyik tengah menyanyi sambil memainkan biola dengan tangan kecilnya. “hemh..hari
yang cerah, bunga-bunga bermekaran,burung-burung berterbangan, pohon rindang
nan sejuk..betapa indahnya.” Di tengah lamunannya dia ingat akan seseorang...
“Oh iya Paman, aku ingat harus menemui Paman di toko roti..” . dengan buru-buru
dia segera memasukkan biolanya ke dalam tas kecil dan segera berlari menuju
toko roti.
Setelah gadis itu pergi, dari balik
semak keluar seorang pemuda dengan jaket kulit dan bermasker, tingkahnya sangat
mencurigakan. Pemuda itu menuju tempat dimana gadis tadi berada, ternyata dia
ingin mengambil sesuatu yang terjatuh disana dan itu adalah kartu pengenal
gadis tadi. “Pasti terjatuh saat dia terburu-buru tadi.” Disana tertulis nama
gadis tadi adalah Viona Tatemika. “Juga terdapat alamat dia tinggal. Apa aku
kembalikan kepada gadis itu saja ya..?” tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba
Pletttakkk...”Aduhh” teriak si pemuda sambil menggaruk kepalanya yang sakit
terkena jitakan temannya itu.
“
Okiya apa yang kamu lakukan?? Bisa-bisa kita ketinggalan kereta!!”
“
Iya..iya, huh dasar bisanya hanya marah-marah saja” gumam Okiya
“Ha..
apa yang kau katakan?” tanya temannya marah
“Hah,
tidak apa-apa..memangnya kenapa Jaseon?” sambil celingukan salah tingkah
“Ahh
tidak, sepertinya aku mendengar ada seseorang yang bilang, aku suka
marah-marah. Apa kau mendengarnya?”
“Ahh..tidak,
mungkin kau salah dengar.” Sambil melihat ke arah lain seakan menyembunyikan
ekspresinya
“Benar,
mungkin aku salah dengar.” Kata Jaseon jutek
“Ehm,
eh lebih baik kita segera berangkat saja !!” kata Okiya mencoba mencairkan
suasana
Kedua pemuda tadi akhirnya segera
berangkat ke stasiun kereta. Mereka mengambil jalur Yokohama-Tottori. Saat tiba
di stasiun terasa riuh oleh banyak orang dengan tujuan yang berbeda-beda. Angin
bertiup ke arah seorang pria yang berdiri di depan jalur kereta, menerpa wajah
muramnya. Okiya yang melihat pria itu merasa penasaran, dari sejak diperhatikan
tadi dia tidak berkutik dari tempatnya sedikit pun.
Tingg Tongg..Tingg Tongg...!!!
Pikiran
Okiya terpecah oleh suara pemberitahuan kedatangan kereta. Stasiun pun mulai
ramai oleh penumpang yang turun dan yang ingin naik kereta. Okiya kembali
teringat oleh pria tadi, tetapi saat Okiya mencari pria itu ternyata dia sudah
tidak ada disana. Hatinya masih merasa mengganjal, matanya mencoba mencari dari
setiap sudut stasiun dan tibalah dia pada sosok yang dicarinya. Saking
penasarannya tanpa berpamitan dengan Jaseon, Okiya dengan sigap mengambil
langkah seribu mengikuti sosok pria itu. Jaseon yang melihatnya sontak menegor
“Okiya kau mau kemana? Kereta sudah tiba !”
“Eh...ada
perlu mendadak, nanti aku menyusul” teriakan Okiya ditengah keramaian stasiun
sambil berlari dan langsung menyita perhatian para pengunjung, namun tak
dihiraukan Okiya.
Viona keluar dari toko roti agak
berlari kecil, tetapi saat menuju halte bus Viona berjalan dengan santai,
menikmati langkah demi langkahnya.Sesampainya di halte bus, Viona duduk
menunggu bus seorang diri sambil mendengarkan lagu dari earphone-nya.
Tanpa
sadar Okiya telah jauh mengikuti pria itu, ditengah penguntitan itu Okiya
hampir saja ketahuan karena pria itu tiba-tiba berhenti ditengah jalan. Pria
itu tengah melongok ke sudut halte, Okiya yang rasa penasarannya tak pernah padam
mencoba mencari tahu siapa sosok di halte bus itu. Dengan mengintip kecil,
Okiya seperti melihat seseorang yang pernah ia kenal. Tak ingin cepat
menyimpulkan , Okiya mencoba memastikan apakah yang dilihatnya benar atau
tidak. Ternyata yang dilihatnya tidak salah, ternayta sosok di halte bus itu
adalah Viona !! Wajah Okiya memucat, berpikiran apa yang akan dilakukan pria
itu pada Viona. Okiya mulai berpikiran buruk tentang pria itu.
Tiba-tiba “Tin..Tin..srrrtt!!!”
pikiran Okiya teralih pada suara klakson bus yang baru tiba, begitu juga dengan
pria didepannya. Pria itu menolah kebelakang ke arah bus yang datang, dengan
sigap Okiya segera bersembunyi untuk menghindari kecurigaan pada pria yang
dibuntutinya itu.
Bus berhenti tepat didepan Viona,
pintu terbuka dan Viona mulai melangkahkan kaki menuju bus. Ketika Viona masih
berjalan dan mencoba melangkahkan sebelah kakinya di pintu bus. Seketika
pikirannya beralih ke arah truk yang hilang kendali dibelakangnya, yang
mengklakson sambil menabrak kendaraan lain dengan membabi buta.
Saat itu waktu seolah berhenti,
darah Viona seolah membeku dan terpaku di depan pintu bus tanpa tahu apa yang
akan dilakukan. Sedangkan truk yang bermasalah itu semakin dekat menuju kearahnya.
Okiya pun hanya bisa terdiam, untungnya pria aneh yang sejak tadi memperhatikan
Viona segera menyelamatkannya. Dia menarik tangan Viona dan Viona pun
terselamatkan, tetapi pria itu malah terdorong ke kiri di arah bus yang dimana
saat itu truk sudah sangat dekat. Apa daya pria itu terjebak dan tak bisa
menyelamatkan dirinya lagi. Okiya berlari ke arah Viona dan mencoba
melindunginya dengan tubuhnya. Dan “Duakkk....srrrtttttt!!!!” tabrakan pun tak
bisa terelakkan, suar dercitan ban semakin menusuk telinga. Bus terseret truk
sampai beberapa meter, menyebabkan banyak korban jiwa. Belum lagu beberapa
kendaraan dan orang yang telah ringsek ditabrak truk, sebelum truk sempat
menabrak bus.
Okiya berdegup kencang, ia mencoba
mencairkan pikirannya kembali, namun tak mampu. Matanya terasa lelah dan
brukk...!!! Okiya pingsan dengan Viona yang masih dalam pelukannya. Sedangkan
Viona yang masih agak sedikit sadar, teringan akan pria yang menyelamatkannya
tadi. Wajahnya seperti orang yang ia kenal, seperti...ahh..dia tak sanggup
mengingatnya lagi, kepalanya sakit dan Viona pun pingsan dipelukan Okiya.
Disaat keduanya tengah terkapar,
sebuah ledakan terjadi. Untungnya ledakan terjadi beberapa meter didepan
mereka, sehingga api dan pecahan kaca tidak mengenai mereka. Api semakin
membesar membuat kambing gembel hitam raksasa yang menutupi langit Jepang.
Menambah ketakutan di peristiwa itu, awan hitam mulai membulat, muncul
kilat-kilat menyambar dan hujan mulai turun. Mencairkan hati yang beku bagi
korban yang selamat. Kerumunan korban yang selamat mencoba menolong korban yang
terluka.
Hujan
yang turun hanyalah gerimis, hujan ini datang seakan tanda simpati dari
tangisan para penghuni surga. Hujan ini juga seakan pertolongan untuk
memadamkan api. Orang-orang yang selamat maupun yang terluka hanya menangis
sebagai tanda syukur terhadap Tuhan.
Jeritan orang ini seakan berlomba dengan teriakan sirine pemadam
kebakaran dan Ambulance yang baru saja tiba.
Karya :
Malinda Ayunda Berni
Editor : Sofiatun